Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan Seksi 1-3 Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 33 Km dapat dilalui fungsional pada arus mudik tahun 2020. Untuk penyelesaian konstruksi keseluruhan sepanjang 61,5 Km, ditargetkan rampung akhir tahun 2020.
“Kami optimis akhir tahun 2020, Tol Cisumdawu bisa rampung. Untuk arus mudik 2020, Seksi 1-3 diharapkan sudah bisa dilalui fungsional yakni sampai Sumedang. Pada Lebaran tahun 2019, juga sudah kita buka, namun hanya sampai terowongan di Rancakalong,” kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit, saat meninjau progres pembangunan Tol Cisumdawu, Kamis (5/9).
Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu dikerjakan bersama oleh Pemerintah dan Badan Usaha. Pemerintah memberikan dukungan konstruksi Seksi 1 & 2 sepanjang 29 Km untuk meningkatkan kelayakan investasi. Sementara pendanaan untuk porsi Pemerintah menggunakan dana APBN rupiah murni dan pinjaman Pemerintah Tiongkok.
Untuk seksi 3-6 sepanjang 32,8 Km dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT. Citra Karya Jabar Tol (CKJT) dengan nilai investasi sebesar Rp 8,41 triliun.
Pembebasan lahan menjadi kendala dalam pembangunan ruas tol ini. Dari 6 seksi yang ada progres konstruksi dan pembebasan lahan Tol Cisumdawu adalah sebagai berikut; Seksi 1 Cileunyi–Tanjungsari sepanjang 12 km, dikerjakan oleh China Road and Bridge Corporation (CRBC) – PT Adhi Karya (Joint Venture) yakni 45,47 persen untuk konstruksi dan pembebasan lahan 72,77 persen.
Seksi 2 Tanjungsari–Sumedang sepanjang 17,51 Km, pembangunannya dilakukan dalam dua fase yakni fase pertama sepanjang 7,23 Km konstruksinya sudah selesai penuh 100 persen. Fase kedua, sepanjang 10,7 Km, progres konstruksinya 74,62 persen dan lahan yang bebas 92,2 persen.
Diketahui, Pengerjaan fase kedua jalan tol itu dikerjakan oleh Metallurgical Corporation of China – PT. Wijaya Karya – PT. Nindya Karya – PT. Waskita Karya (Joint Operation).
Seksi 3 Sumedang-Cimalaka sepanjang 4 Km dikerjakan oleh PT. Girder Indonesia dengan progres konstruksi 78,01 persen dengan lahan sudah bebas 99 persen. Seksi 4 Cimalaka-Legok sepanjang 8,20 km dan Seksi V Legok–Ujungjaya sepanjang 14,90 Km belum ada lahan yang dibebaskan. Seksi 6 Ujungjaya–Kertajati 6,06 Km konstruksinya belum mulai dengan progres lahannya sebesar 16 persen.
Untuk mempercepat pengadaan lahan, Kementerian PUPR melalui Satker Pembangunan Tol Cisumdawu, Ditjen Bina Marga menyatakan, akan terus meningkatkan koordinasi dengan instansi lain yaitu Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Sumedang, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan instansi terkait lainnya.
Permasalahan pembebasan lahan sudah dilaksanakan sesuai prosedur dimana apabila tidak terjadi kesepakatan harga lahan yang telah ditetapkan oleh penilai independen dilakukan konsinyasi atau titip uang ganti rugi di pengadilan.
“Sebagaimana arahan Bapak Menteri Basuki bahwa Kementerian PUPR membantu Pemerintah Daerah meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerahnya, sehingga Pemda yang berada didepan, kami yang membantu,” ujar Danang.
Selain lahan, pembangunan tol ini juga menghadapi medan berat berupa kawasan lembah perbukitan sehingga dilakukan pekerjaan penggalian dan penimbunan.
“Terdapat lintasan kritis sekitar 1 km meter berupa pekerjaan galian setinggi 70 meter yang masih terdapat lahan yang belum bebas dan saat ini akan dilaksanakan eksekusi konsinyasi yang ditargetkan dalam waktu dekat ini, volume galian tersebut masih 5 juta m3 kubik sehingga memakan waktu yg cukup lama ” kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR Hari Suko.
Kendala tersebut mengakibatkan konstruksi fase II semula selesai pada September 2019 ini akan diperpanjang menjadi selesai pada September 2020.
Sementara itu, Direktur Teknik PT CKJT Bagus Meidi menyampaikan perusahaaanya tidak hanya berkewajiban membangun Seksi 3-6, tetapi juga menyediakan dana talangan untuk pembebasan lahan pada keseluruhan seksi tol Cisumdawu.
“Untuk saat ini kami baru mengggarap Seksi 3. Untuk Seksi 4-6, kami masih menunggu pembebasan lahan. Saat ini dana yang dianggarkan di LMAN sekitar Rp 2,5 triliun namun perkiraan kami bisa meningkat. Jadi kami menunggu persetujuan dari BPJT dan LMAN untuk revisi plafon dana talangan yang akan kami bayarkan pada tahun anggaran ini yang hanya dianggarkan sekitar 700 Milyar,” kata Bagus.
Kehadiran Tol Cisumdawu akan memperlancar akses kendaraan dari Bandung yang menuju Bandara Kertajati di Majalengka dan mendukung pengembangan kawasan “segitiga emas” Cirebon-Subang-Majalengka (Rebana) sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Selain itu Tol Cisumdawu juga akan menjadi salah satu tol dengan pemandangan yang sangat indah seperti Tol Bawen-Salatiga karena menyuguhkan panorama pegunungan di Bumi Priangan.